Edisi Spesial Sambut Hari Bhayangkara ke-78, Bincang Hangat Bareng Kabag SDM Polres Trenggalek, AKBP Mochamad Solichin, S.H.

oleh

Polres Trenggalek – Menjadi seorang anggota Polri merupakan impian bagi sabagian orang. Polisi bukanlah sekadar profesi, tapi lebih dari itu, Polri merupakan salah tau jalan untuk mengabdi. Penggalan kalimat tersebut sudah sering kita dengar, tapi bagaimana sebenarnya menjalani profesi mulia ini?

Hari ini tim redaksi berkesempatan ngobrol banyak dengan salah satu anggota Polri yang bisa dibilang cukup senior. AKBP Mochamad Solichin, S.H. seorang polisi yang cukup berpengalaman dan kaya inovasi dan saat ini juga menjabat sebagai Kabag SDM di Polres Trenggalek. Ada banyak cerita suka dan duka yang terungkap selama hampir 37 tahun menjadi anggota Polri. Seperti apa? Yuk simak liputannya.

Karir AKBP Solichin demikian biasanya ia dipanggil, berawal dari lulus SMA tahun 1985 silam. Tak mau berlama-lama, selang satu tahun berikutnya ia mencoba peruntungan dengan mendaftarkan diri ke Sekolah Calon Bintara (Secaba) Polri.

Berkat keuletan dan modal fisik yang sehat, ia berhasil lolos seleksi dan berhak mengikuti pendidikan dan dinyatakan lulus sebagai Bintara Polri dengan pangkat Sersan Dua atau Serda (Sekarang Bripda.red) dan ditempatkan di Polda Papua.

Bertugas di Papua tepatnya tepatnya di Polres Kepulauan Yapen ini menjadi pengalaman yang paling berkesan selama 37 tahun berprofesi menjadi anggota Polri. Jauh dari rumah dan tanpa satu orangpun sanak saudara tak lantas membuatnya menjadi lemah dan putus asa.

Sebaliknya, lingkungan baru, teman baru dan tantangan tugas baru membuatnya lebih bersemangat memberikan yang terbaik bagi kesatuan dan masyarakat. Bahkan, ia terpilih menjabat sebagai staf keuangan setelah melalui seleksi yang cukup ketat.

Tak berpuas diri, Solichin muda pun mengikuti seleksi pendidikan Sekolah Calon Perwira (Secapa). Setelah bersaing dengan ribuan peserta dari seluruh Indonesia, Ia dinyatakan lulus menyandang pangkat Letnan dua atau Letda (sekarang Ipda.red) tahun 2004 dan langsung bergeser ke Jawa Timur sebagai Perwira Pertama (Pama) Polres Trenggalek.

Karirnya terus menajak dan terbilang moncer tanpa hambatan. Beberapa jabatan strateguis pernah disandangnya. Ia juga tercatat pernah menjabat sebagai Kapolsek sebanyak 4 kali, diantaranya Kapolsek Pule, Panggul, Karangan dan Durenan.

Ia juga pernah dipercaya menjabat sebagai Kasatbinmas Polres Trenggalek sebelum kemudian mendapat amanah sebagai Kabag SDM sejak tahun 2021 yang lalu hingga sekarang ini.

Saat menjadi Kapolsek Pule medio tahun 2010-2012, ia dihadapkan dengan polemik permasalahan koperasi yang belum tuntas meski telah diputus oleh pengadilan. Potensi gesekan yang demikian besar harus ia tangani dengan cepat agar tidak berdampak lebih buruk.

“Dengan berbagai metode pendekatan yang dilakukan, tak butuh waktu lama persoalan tersebut bisa selesai, sesuai dengan keinginan masyarakat.” Ujarnya .

Tuga polisi yang demikian luas dan menyentuh hampir setiap aspek masyarakat harus dikelola dengan baik. Tidak sebatas soal keamanan atau kriminalitas semata tetapi juga menyentuh sendi kehidupan yang lain.

Hal inilah yang kemudian mendorong seorang Solichin yang saat itu masih berpangkat AKP dan menjabat sebagai Kapolsek Durenan membuat satu terobosan yang membawa manfaat secara langsung khususnya kalangan pelajar.

Memanfaatkan lahan kosong yang berada di belakang Mapolsek Durenan, ia mendirikan saung atau gazebo yang cukup luas. Uniknya, gazebo tersebut juga dilengkapi dengan wifi internet gratis yang waktu itu masih tergolong langka.

“Setiap sore dan malam cukup banyak pelajar yang datang untuk sekadar browsing ataupun mencari bahan belajar.“ Ucapnya.

Demikian pula ketika menjabat sebagai Kabag SDM. Beberapa inovasi dan terobosan kreatif untuk membangun sunber daya manusia Polri yang unggul dan profesional ia luncurkan seperti, penguatan soliditas internal dan eksternal melalui berbagai kegiatan, menumbuhkan kepekaan anggota dengan penguatan revolusi mental hingga mendorong pelatihan dan peningkatan kompetensi melalui pelatihan dengan mendatangkan instruktur profesional.

Meski baru menjabat kurang lebih tiga tahun sebagai Kabag SDM, pria kelahiran Tulungagung 57 tahun silam ini mengungkapkan masih memiliki impian dan progres yang saat ini masih berjalan, yakni mengoptimalkan pengelolaan personel agar tugas dan tanggung sebagai anggota Polri dapat lebih maksimal dan hasilnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.

Jumlah personel Polres Trenggalek saat ini masih jauh dari kata ideal. Rasio polisi dengan masyarakat berkisar 1 : 1.200, artinya 1 orang polisi harus melayani 1.200 orang. Hal ini berbanding lurus dengan jumlah perwira yang juga dirasa masih kurang sehingga harus dijabat oleh seorang Bintara.

Namun demikian, kondisi tersebut bukanlah menjadi penghalang untuk menunaikan tugas dengan baik. Beberapa hal yang ia lakukan untuk mengatasi persoalan tersebut adalah dengan mendorong para bintara untuk ikut sekolah perwira baik jalur Sekolah Inspektur Polisi (SIP) maupun Pendidikan Alih Golongan PAG. Untuk itu, ia menyediakan fasilitas latihan dan menyiapkan instruktur yang memang berpengalaman dibidangnya.

“Hal ini selaras dengan kebijakan Kapolres Trenggalek AKBP Gathut Bowo Supriyono, S.H., S.I.K., M.Si dengan slogan SIAP nya yang berarti Soliditas, Integritas, Agamis dan Profesional.” Tegasnya.

Melihat sepat terjangnya, tak heran jika seorang AKBP Solichin ini diganjar sejumlah penghargaan antara lain, penghargaan Kapolda Jawa Timur atas prestasi menjadi Kapolsek terbaik juara kampung Tangguh Semeru tahun 2021, penghargaan Kapolda Jawa Timur sebagai Kasat Binmas terbaik II se-Jawa Timur tahun 2021, penghargaan Kapolda Jawa Timur sebagai Kabag SDM terbaik dengan ide kreatif Polisi Belajar sehingga membawa Polda Jawa Timur meraih terbaik I pada Rakernis SSDM Polri.

Bukan itu saja, AKBP Solichin juga memperoleh penghargaan dari Bupati Trenggalek diantaranya prestasi sebagai pejabat yang mampu menyiapkan personel dalam pemeliharaan Kamtibmas serta penghargaan penanganan pandemi dan vaksinasi Covid-19 di Kabuparen Trenggalek.

Selain itu, ia juga tercatat memiliki sejumlah tanda kehormatan mulai dari satya lencana pengabdian 8 tahun, 16 tahun, 24 tahun dan Bintang Bhayangkara Nararya yang ditandatangani langsung oleh Presiden RI.

Atas kiprah dan sepak terjangnya, awal bulan Juni 2024 yang lalu, perwira menengah dengan segudang prestasi ini diganjar kenaikan pangkat pengabdian setingkat lebih tinggi dari Kompol menjadi AKBP. Hal ini merupakan penghargaan dari negara atas pengabdian tanpa cacat selama bertugas sebagai anggota Polri.

Tak ketinggalan, Perwira menengah dengan dua melati di pundak ini berpesan kepada seluruh anggota Polri khususnya Polres Trenggalek untuk terus meningkatkan kualitas dan kompetensi diri.

Disamping itu, setiap indiviidu maupun satuan harus memiliki progres yang ingin capai, mendekatkan diri dengan masyarakat secara langsung sehingga tumbuh harmonisasi yang kuat, analisis yang tajam terhadap sebuah permasalahan untuk merumuskan penyelesaian masalah yang cepat dan tepat serta menghindari kesalahan sekecil apapun yang dapat berimas terhadap kepercayaan publik.

Ia menekankan bahwa tantangan Polri ke depan tidaklah semakin mudah. Tuntutan masyarakat di era keterbukaan harus dijawab dengan kinerja yang baik, proporsional dan profesional. Menjadi Polisi hari ini tidak boleh Kudet (kurang update). Melek Teknologi dan selalu mengikuti setiap perkembangan, baik teknologi maupun dinamika sosial.

“Sebagai anggota Polri kita tentunya tidak bisa sempurna. Orang yang mulia adalah orang yang mau mengakui kesalahan dan Kekurangannya dan sadar akan Takdir. Berikan pengabdian terbaik. Sukses adalah saat kehadiran kita selalu membawa manfaat untuk orang lain.” Pungkasnya.

No More Posts Available.

No more pages to load.